Kamis, 16 April 2020

Susunan Rancangan Penelitian Sosial

Rancangan penelitian adalah strategi logis suatu penelitian yang memuat suatu rancangan yang harus dikembangkan untuk menjawab suatu pertanyaan (problematika), atau menguji suatu hipotesis, atau untuk menjabarkan suatu situasi. Rancangan penelitian itu sebagai pemilihan perangkat metode tertentu yang dijadikan pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya.

1. Penentuan Topik Penelitian
Penelitian adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap sesuatu yang menjadi objek dalam rangka memperoleh pengetahuan dasar atau dalil
untuk pengembangan suatu ilmu pengetahuan. Hal-hal yang penting dalan penelitian sebagai berikut.
  1. Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan jelas.
  2. Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai pengaruh yang besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
  3. Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup tentang objek yang diteliti.

Manfaat suatu penelitian sebagai berikut.
  1. Penerapan suatu pengetahuan dan dalil atau hukum yang sudah dimiliki peneliti sebelumnya.
  2. Pengembangan wawasan ilmu dan ruang lingkup ilmu pengetahuan tertentu yang dikembangkan.
  3. Peneliti dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan keterampilan yang bersifat khusus pada bidang atau subbidang pengetahuan tertentu.
  4. Peneliti dapat memperoleh hukum atau dalil yang besar manfaatnya bagi orang banyak.

a. Sumber dan Topik Penelitian
Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat atau dibahas dalam penelitian. Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus memperhatikan petunjuk berikut.
  1. Menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.
  2. Rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekeliling kita.
  3. Mengembangkan daya khayal, imajinasi, dan kreativitas.
  4. Mengadakan diskusi dan tukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat.
  5. Memilih topik yang menarik dan ada kemampuan mengerjakan penelitian dan penulisan.
  6. Tidak membuat topik yang terlalu umum dan luas.

b. Pembatasan Topik
Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang lingkupnya dapat dibatasi dengan cara sebagai berikut.
  1. Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman. Topik: seni lukis pada zaman pembangunan, lebih khusus daripada topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
  2. Menurut Tempat. Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik: Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia
  3. Menurut Objek Materi dan Objek Formal. Objek materi adalah bahan yang dibicarakan, sedangkan objek formal adalah dari mana bahan itu ditinjau. Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat dikhususkan menjadi perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya. Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek materi, sedangkan ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
  4. Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia. Topik pembangunan di Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.
  5. Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat). Topik: transmigrasi di Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan berdasarkan hubungan sebab akibat.

2. Merumuskan Masalah dan Memilih Pertanyaan Penting Dalam Penelitian
Rumusan masalah berisi pertanyaan tentang hal-hal yang akan dicari jawaban melalui kegiatan penelitian dan bermanfaat untuk menegaskan hal-hal utama yang akan diteliti. Untuk mempercepat dan mempermudah mencari data dalam penelitian, perlu dipersiapkan beberapa pertanyaan penting. Pertanyaan tersebut harus menunjang dalam melengkapi data yang diperlukan. Contoh: Pertanyaan dalam penelitian masalah kependudukan, antara lain sebagai berikut.
  1. Berapakah jumlah anak bapak/ibu dan berapa umurnya masing-masing?
  2. Di manakah anak-anak sekolah?
  3. Apabila anak-anak ada yang sudah bekerja, di manakah mereka bekerja?
  4. Apakah pekerjaan bapak/ibu dan berapakah gaji bapak/ibu per bulan?
  5. Apakah ada usaha lain dalam meningkatkan pendapatan keluarga?
  6. Apakah bapak/ibu ikut program KB dan jenis kontrasepsi apakah yang digunakan?
  7. Apakah alasan bapak/ibu ikut KB?
  8. Sebutkan (bila ada) masalah dalam mengikuti KB!
  9. Sebutkan kepentingan bapak/ibu dalam ikut KB!
  10. Sebutkan masalah lingkungan yang ada di sekitar rumah bapak/ibu dan bagaimanakah usaha mengatasinya!

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus sejalan dengan perumusan penelitian. Manfaat penelitian perlu dikemukakan agar diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa hasil penelitian itu digunakan. Keterkaitan antara rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dapat dilihat contoh berikut.

Rumusan masalah penelitian:
Berapakah persentase desa A yang menggangur (tidak bekerja)?
Tujuan penelitian:
Untuk mengetahui persentase penduduk yang bekerja dan tidak bekerja.
Manfaat penelitian:
Untuk pedoman bagi usaha mengatasi pengangguran.

4. Tinjauan Kepustakaan Atau Studi Kepustakaan
Setiap rancangan penelitian memerlukan penelaahan kepustakaan. Bobot rancangan penelitian akan tercermin dari tinjauan kepustakaan. Fungsi tinjauan kepustakaan sebagai berikut.
  1. Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang dibuat.
  2. Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga menguasai masalah dengan baik.
  3. Menghindari terjadinya suatu pengulangan penelitian.
  4. Mempertajam konsep dan memudahkan perumusan hipotesis.

5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pendapat yang sifatnya masih sangat sederhana karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan. Hipotesis yang dimunculkan di lapangan disebut hipotesis induktif. Hipotesis yang dimunculkan dari teori disebut hipotesis deduktif. Syarat-syarat dalam merumuskan hipotesis adalah:
  1. Kalimat harus jelas dan tidak bermakna ganda;
  2. Kalimat disusun berdasar kalimat berita, bukan kalimat tanya; dan
  3. Dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujian.

Ciri-ciri hipotesis yang baik antara lain dapat menjelaskan masalah secara rasional, dapat diterima dengan akal sehat, dapat diuji kebenarannya, konsistensi dengan teori yang dibuat, dinyatakan sederhana dan singkat; dan menyatakan hubungan di antara variabel yang dipermasalahkan.

Berdasarkan isi dan rumusannya ada dua macam hipotesis.
  1. Hipotesis Kerja, Alternatif, Atau Asli (Ha). Hipotesis kerja, alternatif, atau asli adalah hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti baik yang bersifat relasional maupun deskriptif. Contoh: Perpindahan penduduk lebih tinggi di daerah yang tingkat kepadatan penduduknya semakin besar.
  2. Hipotesis Nol (Ho). Hipotesis nol adalah hipotesis yang menggunakan statistik untuk menguji kebenarannya. Hipotesis nol merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja. Contoh: Tidak terdapat perbedaan perpindahan penduduk di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah.

6. Subjek (Sampel Penelitian)
Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang diperlukan sebagai wakil dari populasi yang ada. Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik. Populasi tergantung pada objek atau sasaran penelitian. Populasi dapat berupa sejumlah manusia ataupun aktivitas manusia.
Rancangan penelitian adalah strategi logis suatu penelitian yang memuat suatu rancangan ya Susunan Rancangan Penelitian Sosial
7. Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang diperoleh secara langsung dari objek ataupun responden disebut data primer, sedangkan data yang diperloleh dari kepustakaan atau literatur disebut data sekunder. Dalam penelitian, data dapat dikelompokkan menjadi dua macam.
  1. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian seperti prasasti, buku-buku, dan piagam. Data ini banyak digunakan dalam penelitian deskriptif, filosofis, dan historis.
  2. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Data ini sangat penting dan umum digunakan dalam berbagai penelitian yang penyelesaiannya menggunakan metode statistik. Data kuantitatif, misalnya jumlah murid, tenaga administrasi, guru, persentase absensi, serta persentase lulusan.